Senin, 04 Oktober 2010

Bio Kemipi Atasi Daun Tembakau Layu

 
KOTAANYAR - Petani tembakau yang selama ini sering mengeluhkan daun tembakaunya layu bisa bernapas lega. Pasalnya permasalahan tersebut dapat diatasi dengan pupuk dari kemih (kencing) sapi. Inovasi ini merupakan hasil kreasi dari Danramil Kotaanyar Kapten Inf. Slamet Riadi. “Bukan hanya kotoran sapi saja yang dapat dimanfaatkan untuk dijadikan pupuk organic. Kemih sapipun juga bisa dimanfaatkan,” ujar Slamet.

Uji coba penggunaan pupuk dari kemih sapi ini sekarang tengah dilakukan di lahan milik H. Lukman Hakim selaku Ketua Kelompok Tani (Poktan) Batu Gajah Desa Batu Gajah Kecamatan Kotaanyar. Dari hasil uji coba di lahan Lukman yang juga seorang petani tembakau ini, kualitas yang dihasilkan lebih baik dibandingkan dengan pupuk jenis lain.

Dalam melakukan uji coba ini, Slamet Riadi bekerja sama dengan Badan Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Kotaanyar. “Hasil dari produk sendiri tersebut oleh BPP setempat diberi nama Bio Kemipi. Dimana Kemipi berarti kemih sapi,” jelas Slamet.

Menurut Slamet, munculnya ide penggunaan kemih sapi sebagai pupuk ini berasal dari pengalamannya selama menjadi tentara. Dimana hal tersebut sesuai dengan 8 wajib TNI poin yang terakhir, yaitu menjadi contoh dan memelopori usaha-usaha untuk mengatasi kesulitan rakyat. “Penerapan penggunaan kemih sapi sebagai pupuk ini termasuk bentuk pengabdian kami,” lanjut Slamet.

Lebih lanjut Slamet menjelaskan ide tersebut muncul setelah melihat banyaknya masyarakat Kecamatan Kotaanyar yang memelihara sapi. “Melihat kenyataan tersebut, akhirnya saya langsung berkoordinasi dengan BPP. Ternyata ide ini mendapat respon yang baik,” beber Slamet.

Untuk mengolah kemih sapi menjadi pupuk tidaklah sulit. Pertama-tama ambillah kemih sapi di kandang, bisa menggunakan botol, timba atau yang lain. Setelah itu, kemih sapi tersebut diolah selama 3 minggu. Pengolahannya tidak terlalu mahal. Kemih ditempatkan di drum plastik untuk mengurangi kadar kimia. Selanjutnya dicampur dengan bio remediator. Lalu diaduk setiap 3 hari sekali hingga 3 minggu. ”Selanjutnya pupuk sudah bisa digunakan,” terang Slamet.

Cara pemberian pupuk tersebut juga sangat mudah. Pupuk yang sudah diolah selama 3 minggu tersebut dicampur di tanki dengan air sebanyak 15 liter. Jumlah bio kemipi yang dicampur sekitar 250 mililiter. Hasil campuran ini langsung bisa digunakan untuk memupuk tanaman tembakau atau yang lain. ”Petani tidak perlu takut, pasalnya pupuk bio kemipi ini tidak pernah kadaluarsa,” tambah Slamet.

Sementara Koordinator BPP Kecamatan Kotaanyar Endang Widayati menjelaskan bahwa kemih sapi mengandung Nitrogen yang cukup tinggi. Sehingga pemanfaatannya menjadi pupuk organik tidak menemui kendala. Bahkan, kualitas yang didapat justru lebih baik dari penggunaan pupuk organik lainnya. “Pemanfaatan kemih sapi ini juga dapat mengurangi pengeluaran para petani tembakau dalam hal pembelian pupuk,” ujar Endang.

Menurut Endang, pupuk organik ini sudah diuji cobakan di 5 desa. Yakni Desa Kotaanyar, Sambirampak Lor, Sambirampak Kidul, Sumber Centeng, dan Triwungan. “Tanaman yang sudah diuji coba yakni tanaman tembakau, bawang, mangga, dan cabai,” jelas Endang.

Lebih lanjut Endang menjelaskan, bio kemipi memiliki dua kelebihan. Yaitu pertumbuhan tanaman lebih cepat. Selain itu juga bisa mencegah layunya daun tembakau. “Bio kemipi ini bisa digunakan untuk semua jenis tanaman. Tidak ada resiko yang diakibatkan oleh bio kemipi. Sejauh ini hasilnya masih bisa diandalkan dan tanaman yang diberi pupuk ini hasilnya cukup baik,” terang Endang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar